Jumat, 29 Oktober 2021

Jelang Puncak Peringatan HDKD, Rutan Magetan Gelar Ngaji Bareng bersama Gus Gendeng

MAGETAN – “Saya lebih suka dikumpulkan dengan orang-orang yang dianggap sampah masyarakat. Sunan Kalijaga itu sunan, Wali Allah tapi tidak pernah memakai baju kebesaran seorang wali. Itu adalah filosofi Sunan Kalijaga. Walaupun beliau seorang wali namun hidupnya seperti bunglon. Menjadi orang biasa ketika bersama orang biasa, menjadi orang jalanan ketika bersama orang jalanan,” terang Gus Suyatno Nurdin.

Pria yang lebih dikenal dengan nama “Gus Gendeng” tersebut sengaja diundang ke Rutan Magetan Kanwil Kemenkumham Jatim pada hari ini (29/10/2021) untuk memberikan tausiah menjelang puncak peringatan Hari Dharma Karya Dhika 2021. Kegiatan yang diperuntukan untuk Warga Binaan dan seluruh pegawai Rutan Magetan tersebut juga dihadiri oleh Komandan Kodim 0804 Magetan.

Senandung sholawat menjadi pembuka rangkaian acara, dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Karutan Magetan Eries Sugianto. Eries memaparkan tujuan digelarnya pengajian kali ini. “Mudah-mudahan kegiatan kali ini dapat memberikan pencerahan bagi kita semuanya. Bagaimana kita dapat belajar dari nilai-nilai kehidupan sehingga Bapak Ibu sekalian di Rutan ini bisa introspeksi diri sehingga nanti saat bebas sudah bersih dari hal-hal yang negatif” ujar Karutan.

Sementara itu dalam tausiyahnya, Gus Gendeng yang merupakan Pimpinan Jamaah Kawulo Pinggiran tersebut menyampaikan banyak materi, salah satunya adalah tentang bagaimana manusia itu mampu memanusiakan manusia lain seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah. “Sama orang itu harus baik, sama orang itu harus menghargai, dan tidak membeda-bedakan”, ucapnya.

Menurut Gus Gendeng, seorang manusia tidak bisa dinilai hanya dari tampilan luarnya saja. “Di akhir zaman ini sangatlah minim orang mampu memanusiakan manusia. Seperti maling, pemabuk, penjudi, orang jalanan. Mereka selalu dianggap jelek, padahal rasa manis apa selalu gula, kan tidak?. Semua itu umatnya kanjeng nabi yang harus di rangkul. Jangan sampai dijahui.” ujarnya.

Di akhir tausiyahnya, Gus Gendeng menawarkan kepada WBP apabila nanti keluar dari Rutan Magetan dan merasa takut tidak diterima di masyarakat bisa langsung menuju Ke padepokan Jamaah Kawulo Pinggiran, Desa Celelek, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri untuk belajar agama bersama. (Humas Rutan Magetan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar